BERBAGILAH DALAM HAL KEBAIKAN TERMASUK ILMU WALAU CUMA SETITIK....

9/27/2012

Tutorial Install Windows XP dengan Flash Disk

Suatu hari pernah ada teman saya bertanya, bagaimana caranya install notebook yang tidak ada CD/DVD ROOMnya? saya jawab bisa pakai flash disk tetapi waktu itu saya belum mencobanya karena flash disk saya 256GB hehe..( maksudnya 256MB ). karena flash disk yang dibutuhkan minimal kapasitasnya 1GB.
Akhirnya saya berfikir, saya khan punya Memory Stick Micro ( M2 ) plus USB adapter, kapasitas kapasitasnya 2GB tetapi M2nya lagi dipakai di HP saya. karena penasaran akhirnya saya korbankan M2nya buat percobaan install windows dari flash disk ( dalam hal ini M2 plus adapter ).
install windows xp dengan flashdisk
Secara umum menginstal windows pasti melalui CD/DVD, namun bagaimana jika kita mempunyai laptop/notebook dan tidak ada fasilitas CD/DVD ROOM-nya? maka kita akan menggunakan DVD ROOM external yang berharga mahal. Solusi yang jelas praktis dan murah adalah flash disk. Satu hal yang harus terpenuhi yaitu pastikan BIOS laptop/ notebook anda mendukung booting melalui flash disk, dan nyaris semua produk mendukung hal ini. Tapi apakah kita tinggal memasukkan flash disk yang berkapasitas lebih dari 1 GB kemudian copy paste file komponen Windows dari CD room lalu kemudian flash disk tersebut dapat menginstal windows pada PC dan laptop/ notebook?? tidak segampang itu. Flash disk harus diberi system.
Caranya sebagai berikut :
Perlengkapan :
1.    PC dengan Operating System Windows XP dilengkapi dengan CD ROOM
2.    Flashdisk Minimal dengan kapasitas 1GB
3.    CD instalasi windows XP
Persiapan :
1.    Masukkan USB Flashdisk ke USB PC anda.
2.    Masukkan CD windows XP ke CD ROOM
Software apa aja yang dibutuhkan? Silahkan download link dibawah ini :
1.    USB_prep8
2.    PeToUSB
3.    Bootsect
Setelah selesai mendownload software diatas, berikut langkah-langkah yang harus dikerjakan :
1. Ekstrak semua file di Bootsect.exe, USB_prep8 dan PeToUSB.
2. Copy-Paste PeToUSB.exe yang ada folder PeToUSB ke folder  USB_prep8.
3. Double klik usb_prep8.cmd yang ada di dalam folder USB_prep8, kemudian akan muncul command prompt seperti dibawah ini :
install xp dengan flash disk
4. Tekan sembarang tombol untuk konfirmasi, Jika sudah muncul tulisan  “Press any key to continue ”
5.Kemudian di layar akan muncul jendela PEtoUSB untuk memformat USB flash disk Anda. Pastikan drive USB Falshdisknya.Tak perlu mengubah setting apa pun, langsung klik Start untuk mulai proses format. Jawab konfirmasi sesuai kebutuhan Anda.
PE to USB
6. Jika sudah selesai, tutup jendela PEtoUSB ( jangan menutup jendela Command Prompt yang tadi terbuka ketika Anda menjalankan usb_prep8.bat), maka di layar akan muncul pilihan dari 0 hingga 5.
usb prep8
7. Gunakan pilihan 1 untuk memilih sumber file instalasi windows XP yang nantinya akan disalin ke flash disk. Disini, tentukan di drive mana Anda menyimpan instalasi Windows XP. Pilih saja optical CD drive di mana sudah ada CD Windows XP di dalamnya, atau pilih folder  pilihan Anda jika Anda telah menyalin file instalasi Windows XP ke folder tertentu
usb prep8
8.Maka akan muncul browse For folder, dalam hal ini saya memakai drive H sebagai drive source Windows XP lalu klik “ OK ”
source windows xp
9. Kemudian pilih 2 lalu enter. Masukkan huruf yang belum terpakai untuk nama drive di komputer   ( biasanya Drive C,D,E,F sudah terpakai ) untuk virtual drive, dalam hal ini saya pilih drive J yang tidak terpakai.
virtual drive
10. Pilih pilihan 3 untuk menentukan di mana letak Drive flash disk anda. Kalau flash disk Anda berada di drive I:, maka ketik I dan tekan ENTER. Jika drive K: maka ketik K dan tekan ENTER, begitu seterusnya berlaku untuk drive lain. Dalam hal ini saya pilih drive I seperti pada gambar Browse for folder.
target USB Drive
11.  Selanjutnya pilih pilihan 4 untuk mulai proses pembuatan modul instalasi yang nantinya akan disalin ke flash disk secara otomatis. Dalam hal ini memerlukan waktu +- 30 menit. Jawab apa pun konfirmasi yang muncul dengan Y atau YES atau OK atau bentuk persetujuan lain.
USB sudah bisa dipakai untuk melakukan instalasi Windows XP. Jangan lupa setup boot manager di BIOS untuk boot dari USB.
CARA MEMERIKSA SETTING BOOT  PC  ATAU LAPTOP ANDA
•    Agar dapat booting dengan baik dengan Flashdisk USB pastikan PC Anda mendukung booting melalui Flashdisk. Masuk pada BIOS dengan menekan tombol ‘Del‘ pada keyboard atau tombol lain sesuai BIOS Anda. Kemungkinan alternatifnya adalah ‘F1‘, ‘F2‘, ‘Insert‘ dan ‘F10‘. Mungkin beberapa motherboard lain mengharuskan untuk menekan tombol lain untuk dapat masuk ke BIOS. Perhatikan pesan saat booting seperti ini ‘Press [Del] to enter Setup‘ yang mengindikasikan bahwa Anda harus menekan ‘Del’ untuk dapat masuk ke BIOS.
•    Cek BIOS Anda. Jika Anda memakai BIOS keluaran AMI, mungkin Anda perlu mengubah setting pada pilihan ‘USB Keyboard Legacy support‘.
•    Setting BIOS:
Untuk AMI BIOS:
- Masuk ke Feature Setup, Set ke posisi ‘Enable‘ beberapa fungsi berikut: ‘USB Function Support‘, ‘USB Function For DOS‘ dan ‘ThumbDrive for DOS‘.
Masuk ke bagian Advanced Setup, set ‘1st Boot Device‘ ke ‘USB RMD-FDD‘. Reboot PC Anda, dan seharusnya Anda sudah bisa booting melalui Flashdisk USB.- Masuk ke bagian USB Mass Storage Device Configuration. Pilih ‘Emulation Type‘ dan set ke ‘Harddisk‘. Kemudian masuk ke ‘Boot Menu‘ dan set ‘1st boot device‘ ke ‘USB Stick‘. Exit dari BIOS untuk menyimpan perubahan.
Jika tetap tidak bisa, Anda bisa coba pilihan ‘Emulation Type‘ ke ‘Floppy‘ atau ‘Forced FDD‘
Untuk Phoenix/Award BIOS:
Masuk ke ‘Advanced BIOS Features‘. Pilih ‘1st Boot device‘ dan set pada ‘USB ZIP‘.
Terus ketika instalasi, pilih nomer 2 dulu untuk text mode setup. Proses akan lanjut seperti instalasi XP biasa. Setelah selesai pilih pilihan nomer 1 untuk melanjutkan instalasi Windows XP. Jangan cabut usb sampai instalasi selesai. Setelah Windows selesai diinstal, cabut USB(safely removed).
Share

9/22/2012

MENGENAL MEDIA KOMUNIKASI FIBER OPTIK


Media komunikasi digital pada dasarnya hanya ada tiga, tembaga, udara dan kaca. Tembaga kita kenal sebagai media komunikasi sejak lama, telah berevolusi dari hanya penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang membawa pesan, suara, gambar dan data digital. Berkembangnya teknologi frekuensi radio menambah alternatif lain media komunikasi, kita sebut nirkabel atau wireless, sebuah komunikasi dengan udara sebagai penghantar. Tahun 1980-an kita mulai mengenal media komunikasi yang lain yang sekarang menjadi tulang punggung komunikasi dunia, yaitu serat optik, sebuah media yang memanfaatkan pulsa cahaya dalam sebuah ruang kaca berbentuk kabel, total internal reflection.

ebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.

 
Bentuk kabel dikenal dua macam, kabel udara (KU) dan kabel tanah (KT). Kabel udara diperkuat oleh kabel baja untuk keperluan penarikan kabel di atas tiang. Baik KU maupun KT pada lapisan intinya paling tengah diperkuat oleh kabel khusus untuk menahan kabel tidak mudah bengkok (biasanya serat plastik yang keras). Di sekeliling inti tersebut dipasang beberapa selubung yang isinya adalah core serat optik, dilapisi gel (katanya berfungsi juga sebagai racun tikus) dan serat nilon, dibungkus lagi dengan bahan metal tipis hingga ke lapisan terluar kabel berupa plastik tebal. Dari berbagai jenis jumlah core, besaran wujud akhir kabel tidaklah terlalu signifikan ukuran diameternya.

 
Memotong kabel serat optik sangat mudah, cukup menggunakan gergaji kecil. Sering terjadi maling-maling tembaga salah mencuri, niatnya mencuri kabel tembaga yang laku di pasar besi/loak malah menggergaji kabel serat optik. Yang sulit adalah mengupasnya, namun hal ini dipermudah dengan pabrikan kabel menyertakan serat nilon khusus di bawah lapisan terluar yang keras sehingga cukup dikupas sedikit dan nilon tersebut berfungsi membelah lapisan terluar hingga panjang yang diinginkan untuk dikupas.

Untuk apa dikupas? Tentunya untuk keperluan penyambungan atau terminasi. Kita lihat dulu bagaimana pulsa cahaya bekerja di dalam serat kaca yang sangat sempit ini. Kabel serat optik yang paling umum dikenal dua macam, multi-mode dan single-mode. Transmitter cahaya berupa Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser Diode (ILD) menembakkan pulsa cahaya ke dalam kabel serat optik. Dalam kabel multi-mode pulsa cahaya selain lurus searah panjang kabel juga berpantulan ke dinding core hingga sampai ke tujuan, sisi receiver. Pada kabel single-mode pulsa cahaya ditembakkan hanya lurus searah panjang kabel. Kabel single-mode memberi kelebihan kapasitas bandwidth dan jarak yang lebih tinggi, hingga puluhan kilometer dengan skala bandwidth gigabit.

 

Inti kaca kabel single-mode umumnya berdiameter 8,3-10 mikron (jauh lebih kecil dari diameter rambut), dan pada multi-mode berukuran 50-100 mikron. Pulsa cahaya yang ditembakkan pada single mode adalah cahaya dengan panjang gelombang 1310-1550nm, sedangkan pada multi-mode adalah 850-1300nm.
Ujung kabel serat optik berakhir di sebuah terminasi, untuk hal tersebut dibutuhkan penyambungan kabel serat optik dengan pigtail serat optik di Optical Termination Board (OTB), bisa wallmount atau 1U rackmount. Dari OTB kabel serat optik tinggal disambung dengan patchcord serat optik ke perangkat multiplexer, switch atau bridge (converter to ethernet UTP).

 


Pigtail yang disambungkan ke kabel optik bisa bermacam-macam konektornya, yang paling umum adalah konektor FC. Dari konektor FC di OTB ini kita tinggal menggunakan patchcord yang sesuai untuk disambungkan ke perangkat. Umumnya perangkat optik seperti switch atau bridge menggunakan konektor SC atau LC. Cukup menyulitkan ketika menyebut jenis konektor yang kita kehendaki kepada penjual, FC, SC, ST, atau LC.


Setelah kabel optik terpasang di OTB dilakukan pengujian end-to-end dengan menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR). Dengan OTDR akan didapatkan kualitas kabel, seberapa besar loss cahaya dan berapa panjang kabel totalnya. Harga perangkat OTDR ini sangat mahal, meskipun pengoperasiannya relatif mudah. OTDR ini digunakan pula pada saat terjadi gangguan putusnya kabel laut atau terestrial antar kota, sehingga bisa ditentukan di titik mana kabel harus diperbaiki dan disambung kembali.

Untuk keperluan sederhana misalnya sambungan fiber optik antar gedung pada jarak ratusan meter (hingga 15km) kini teknologi bridge/converter-nya sudah semakin murah dengan kapasitas 100Mbps, sedangkan untuk full gigabit harga switch/module-switch-nya masih mahal. Jadi, meskipun harga kabel serat optik sudah di kisaran Rp10.000/m namun total pemasangannya membengkak karena ada biaya SDM yang menarik dan memasang kabel, biaya splicing setiap core-nya, pemasangan OTB, pengujian OTDR, penyediaan patchcord dan perangkat optiknya sendiri
Share

9/14/2012

Wireless Advanced

Abstraksi
    Wireless adalah teknologi tanpa kabel, dalam hal ini adalah melakukan hubungan telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel. Saat ini teknologi wireless berkembang dengan pesat, secara kasat mata dapat dilihat dengan semakin banyaknya pemakaian telepon sellular, selain itu berkembang pula teknologi wireless yang digunakan untuk akses internet. Sehingga untuk sekarang inipun banyak berkembang wireless advanced diantaranya 4G , EVDO dan Wimax.

SEJARAH
Perkembangan teknologi nirkabel dapat dirangkum sebagai berikut:

-   Generasi pertama: hampir seluruh sistem pada generasi ini merupakan sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai objek utama. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System).
-    Generasi kedua: dijadikan standar komersial dengan format digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT.
-    Generasi ketiga: digital, mampu mentransfer data dengan kecepatan tinggi (high-speed) dan aplikasi multimedia, untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO.
Antara generasi kedua dan generasi ketiga, sering disisipkan Generasi 2,5 yaitu digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps). Teknologi yang masuk kategori 2,5 G adalah layanan berbasis data seperti GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhance Data rate for GSM Evolution) pada domain GSM dan PDN (Packet Data Network) pada domain CDMA. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah "3G and beyond". Sebelum 4G, High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) yang kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G

telah dikembangkan oleh WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA adalah sebuah protokol telepon genggam yang memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang akan dapat memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik arah turun).
Disini akan dibahas mengenai beberapa teknologi yang masuk kedalam kategori Wireless Advance :
1.    EVDO
EVDO, juga dikenal dengan EV-DO, 1xEvDO dan 1xEV-DO merupakan sebuah standard pada
wireless broadband berkecepatan tinggi. EVDO adalah singkatan dari "Evolution, Data Only" atau "Evolution, Data optimized". Istilah resminya dikeluarkan oleh Assosiasi Industri Telekomunikasi yaitu CDMA2000, merupakan interface data berkecepatan tinggi pada media udara. EVDO satu dari dua macam standar utama wireless Generasi ke-3 atau 3G. adapun standart yang lainnya adalah W-CDMA.3G desain untuk meningkatkan kecepatan data maupun voice dengan memanfaatkan jaringan telepon seluler yang telah ada. Dimana, kendala utama untuk menerapkan jaringan nirkabel berkecepatan tinggi adalah minimnya bandwidth, atau range frekuensi yang dapat dipakai. Dengan banyaknya frekuensi radio yang dapat ditekan/dirampingkan pada gelombang FM, maka tidak terlalu banyak data yang bisa memnfaatkan bandwidt tersebut. EVDO yang mengembangkan teknologi yang dikembangkan oleh Qualcomm dapat memecahkan masalah ini.



1.EVDO1    Cara kerja
CDMA, Coded Division Multiple Access, menggunakan metode matematis untuk dapat melewatkan multiple wireless devices untuk mengirim data secara bersamaan pada frekuensi

yang sama. Setiap perangkat, seperti telepon seluler, ditandai dengan tanda unik matematis. Tanda Unik tersebut diterapkan pada sinyal asli dan dikirim sebagai sinyal modified. Penerima juga menerapkan invers tanda matematika dari sinyal kirim untuk mendapatkan sinyal asli.
Jaringan Nirkabel dulunya memanfaatkan sebuah penghalang antara pengirim dan penerima, seperti kebanyakan telepon tradisional. EVDO, sebagai penggantinya mengadopsi pendekatan yang sama untuk internet. IP, Internet Protocol, memecah data pada pada pecahan kecil yang kemudian disebut paket. Tiap paket dikirim secara independen terhadap Paket yang lain. Tentu hal ini akan mengirit bandwidth yang memungkinkan dipakai oleh perangkat lain; ketika tak ada percakapan telepon pastinya juga tidak ada paket yang lewat karena tidak ada paket yang dikirim. atau ketika sebuah web site diakses, tidak akan ada bandwidth yang dipakai sampai site tersebut mulai mengirim web pages.
Secara teori EVDO mampu melewatkan 2.4 megabits per second. Tentu saja ini lebih cepat dari DSL dan broadband cable yang ada. Pada sebuah video conference di Amerika, yang digunakan oleh seseorang yang berada di dalam kendaraan pada kecepatan 60 mil/jam (90km/jam), sedangkan pada demo yang lain sebuah telepon dicoba dari sebuah bullet train yang bergerak melebihi 150 mil/jam (240 km/jam).



Kelebihan EVDO dibandingkan CDMA biasa, tentu lebih mengirit spektrum frekuensi dari regulator dan amat mahal pastinya, menurunkan biaya pengembangan dan memanfaatkan jaringan baru. Di Amerika EVDO dipakai oleh Verizon dan Sprint, di Korea juga digunakan. Saat artikel ini dibuat EVDO tidak terlalu berpengaruh di pasar Eropa dan sebagian besar Asia karena di wilayah tersebut telah memilih 3G sebagai pilihan mereka. Namun Demikian di Indonesia telah ada beberapa operator yang memakai teknologi EVDO.
EVDO bukan lagi hal baru bagi pengguna internet broadband CDMA di Indonesia, sudah banyak operator CDMA  yang mengembangkan dan menyediakan layanan EVDO. Tetapi tidak semua daerah di Indonesia terjangkau oleh sinyal EVDO, untuk itu pengguna Internet memerlukan memasang Antena Penguat Sinyal EVDO jika diperlukan.
2.    4G (4 Generation)
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan teknologitelepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah "3G and beyond".Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan
arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.
Jaringan akses generasi ke-3 (3G) seperti WCDMA dan cdma2000 memiliki struktur jaringan yang kompleks dan perlu melibatkan banyak protokol untuk meng-cover seluruh sistemnya. Oleh sebab itu, jaringan akses generasi ke-4 (4G) diharapkan memiliki struktur yang  lebih sederhana yang seluruhnya berbasis pada internet protocol (all-IP). Dengan berbasis pada IP, seluruh lalu lintas paket dalam jaringan akses dan jaringan backbone adalah seragam, tanpa perlu mengkonversikan satu protokol ke protokol lainnya.
Sebagian besar jaringan 3G pada dasarnya dibangun di atas jaringan selular circuit-switched, dimana mereka  memiliki  gerbang (gateways) sendiri untuk menterjemahkan paket-paket IP dari jaringan backbone. Jaringan 3G juga mempunyai protokol dan interface sendiri-sendiri dalam berkomunikasi sesamanya. Ini menjadi masalah tersendiri dalam hal interoperability. Oleh sebab itu, untuk mengatasi berbagai masalah ini, jaringan 4G dirancang sebagai sebuah jaringan all-IP yang berbasis packet switched seperti halnya jaringan backbone berbasis IP seperti intranet (LAN, WLAN) dan internet.

Dalam rancangan pengembangannya, jaringan 4G mempunyai 2 visi yang berbeda. Pertama adalah jaringan 4G yang Revolusioner (4G-R), dimana dikembangkan sebuah sistem yang inovatif. Yang kedua adalah yang bervisi Evolusioner (4G-E), dimana jaringan 4G disini mempunyai kemampuan interworking dengan sistem-sistem jaringan yang telah ada. Model interworking akan mengintegrasikan jaringan-jaringan selular, jaringan nirkabel metropolitan (wireless metropolitan area networks - WMANs),  jaringan nirkabel lokal (local wireless local area networks -WLANs), dan jaringan nirkable personal (wireless personal area networks - WPANs). Model interworking ini meng-cover skenario jaringan  masa depan yang terintegrasi dimana setiap orang dapat mengakses jaringan kapan saja (anytime), dari mana saja  (anywhere), dan dengan cara apa saja (anyway)
-    4G Revolusioner (4G – R)
WLAN IEEE 802.11 adalah sistem yang telah mencapai throughput sampai dengan 54Mbps akan tetapi masih terbatas pada area layanan yang hanya mencapai beberapa ratus meter saja (200 – 300 meter). Dilain pihak, jaringan selular saat ini (seperti cdma2000 1x EV-DO) dapat mengcover layanan sejauh beberapa kilometer, akan tetapi throughput sel nya  hanya mencapai 2Mbps. Berdasarkan hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa 4G-R sangat esensial untuk mengembangkan sistem yang inovatif yang memiliki throughput yang tinggi dan jangkauan layanan yang lebar.Sistem baru 4G yang inovatif ini menggunakan teknik-teknik yang berbeda dari pendahulunya, seperti penggunaan  orthogonal frequency division multiplexing/multiple access (OFDM/OFDMA) dan antenna dengan sistem multiple
input multiple output (MIMO).  Untuk mendukung berbagai kondisi, seperti  mobilitas pengguna, baik yang  bergerak dengan kecepatan tinggi (mobile) atau pun yang berkecepatan rendah (nomadic), jenis trafik (data atau suara), atau batasan cakupan (cellcentre/boundary), maka dikembangkanlah teknik-teknik yang mengkombinasikan beberapa akses jamak (hybrid multiple access).
Kandidat teknologi 4G-R yang paling kuat adalah teknologi jaringan yang berbasis pada standard IEEE 802.16 dan ETSI/HIPERMAN, yang dikenal dengan jaringan WiMAX. Standar jaringan ini terus dikembangkan, dari yang paling awal 802.16 yang hanya mendukung topologi akses point-to-multipoint  line of sight (PMP - LOS), 802.16d yang mendukung topologi mesh non line of sight (mesh-NLOS), 802.16e yang mendukung mobilitas, hingga yang terakhir yang masih berjalan, 802.16j yang mendukung relay bergerak multi hop (multihop mobile relay-MMR) dan 802.16m advance air interface yang memungkinkan rate data 100Mb/s untuk aplikasi bergerak (mobile application) dan 1Gb/s untuk aplikasi tetap (fixed application) sesuai dengan persyaratan IMT-Advanced. Pengembangan jaringan 4G inovatif ini, terutama dalam lapisan Medium Acces Control (MAC layer – L2) dan lapisan fisik (PHY layer – L1).
-    4G Evolusioner (4G – E)
Berbeda dengan teknologi 4G-R, teknologi yang di usung oleh 4G-E merupakan pengembangan  dari teknologi berbasis 3G – Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) yang telah diimplementasikan oleh the Third Generation Partnership Project (3GPP) dan dikenal dengan nama 3GPP Long Term Evolution (LTE). LTE diperkenalkan sebagai standard 3GPP Release 8. Pada awal pengembangannya LTE dinyatakan sebagai bentuk peningkatan teknologi 3G atau pre-4G karena hanya merupakan pengembangan dari UMTS. Selain itu dengan spesifikasi peak rates 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink, LTE jelas tidak memenuhi kriteri teknologi 4G yang ditetapkan ITU-IMT Advanced.Menyikapi hal tersebut, dalam workshop yang diadakan di China bulan April 2008, 3GPP/3GPP2 berkomitmen untuk meningkatkan spesifikasi LTE untuk memenuhi kriteria 4G. Peningkatan spesifikasi ini dikenal dengan LTE-Advanced (LTE-A). Selain memenuhi peak rates 1 Gbps, peningkatan spesifikasi juga dilakukan pada elemen Radio Access Network (RAN) dan Radio Access Control (RAC) untuk meningkatkan performance jaringan. Standard resmi LTE-A ditetapkan dalam 3GPP Release 10, dan diharapkan akan diluncurkan pada kuartal ketiga 2010.
Sementara standard air interface untuk teknologi 4G-R masih terus dalam pengembangan,  demikian juga halnya untuk standard compliances dan conformances melalui WiMAX forum. Dilain pihak peluang 4G-E sangat terbuka untuk dipasarkan, terutama oleh operator incumbent, melalui pre-4G LTE atau paling tidak dengan mengimplementasikan standard 3GPP Release 5 dan Release 6 yang dikenal dengan nama IP Multimedia Subystem (IMS).

-    IP- Media Subsystem (IMS)
Standard IP-Media Subsystem (IMS) dapat menjembatani sekaligus mengkonvergensikan berbagai teknologi jaringan, sehingga operator incumbent dengan teknologi GSM/GPRS/EDGE, UMTS/3G, maupun tradisional PSTN dapat untuk bermigrasi dan memberikan layanan 4G dengan interoperability antar sistem yang terjamin. Arsitektur umum IMS dapat dilihat pada gambar berikut.


Arsitektur IMS dengan Interoperability Antar Sistem (sumber: TEKELEC)
IP Multimedia Subsystem (IMS) adalah sebuah framework baru di bidang telekomunikasi. Pada awalnya IMS dispesifikasikan untuk jaringan bergerak, untuk mendukung layanan telekomunikasi berbasis IP. IMS diperkenalkan pertama kali oleh 3GPP melalui dua fase pengembangan (release 5 dan release 6) untuk jaringan UMTS. Dilain pihak sebuah framework IP multimedia lain juga diluncurkan oleh 3GPP2 sebagai the Multi Media Domain (MMD)  untuk  jaringan 3G CDMA2000. Pada akhirnya framework ini diharmonisasikan (bukan digabungkan lho) dengan IMS, menjadi apa yang berlaku saat ini. Standard IP Multimedia Subsystem (IMS) ini mendefinisikan sebuah arsitektur dasar jaringan yang mendukung Voice over IP (VoIP) dan layanan-layanan multimedia lainnya. Selanjutnya standard IMS  dari 3GPP/3GPP2 ini diadopsi sepenuhnya oleh badan standard ETSI menjadi ETSI/TISPAN.
Dari sisi pengguna,  IMS memungkinkan layanan komunikasi person-to-person dan person-to-content dengan berbagai mode komunikasi, meliputi suara, teks, gambar dan video,  atau kombinasinya, dengan cara yang sangat personal dan terkontrol.
Dari sisi operator, IMS memberikan satu kemajuan penting pada konsep arsitektur layering dengan mendefinisikan sebuah arsitektur horizontal, dimana service enablers dan common functions dapat di gunakan ulang untuk berbagai aplikasi. Ini sebuah terobosan yang luar biasa pada konsep layering untuk komunikasi data. Arsitektur horizontal dalam IMS juga menspesifikasikan interoperability dan kemampuan roaming, selain itu juga menyediakan bearer control, pentarifan (charging) dan keamanan (security). Dan yang paling utama, ia dapat diintegrasikan dengan jaringan suara dan data eksisting dengan mengadopsi berbagai keuntungan dari domain Iinformation Teknology.
Dengan kemampuan yang ditawarkannya, IMS menjadi jembatan untuk konvergensi jaringan bergerak dan jaringan tak bergerak (fixed-mobile convergence – FMC). Dengan alasan inilah IMS dapat menjadi solusi bagi operator jaringan bergerak maupun tak bergerak untuk mengembangkan bisnis multimedianya dan menyajikan layanan bernilai tambah (value added services – VAS). Integrasi dari berbagai media yang berbeda membuka peluang untuk menyediakan layanan komunikasi yang lebih kaya dari pada layanan yang telah tersedia saat ini.
2.1    Karateristik Jaringan 4G / WiMAX
Teknologi jaringan wireless 4G dapat terwujud dengan menggunakan jaringan inti berbasis IP dengan global routing dan dapat disesuaikan dengan kondisi jaringan akses radio lokal yang mendukung fitur-fitur seperti dynamic handoff, adhoc routing, QoS, multicasting, content caching, dan sebagainya. Agar pembangunan jaringan dengan teknologi 4G berlangsung dengan sukses, sangat penting bagi kita untuk mendefinisikan visi untuk layanan dan aplikasi 4G yang secara efektif dapat memenuhi keinginan pengguna. Visi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna sepertintercantum dibawah ini :a.    Broadband: Pengguna menginginkan dapat mengirim dan menerima segala jenis informasi seperti gambar, suara, video, dan data dalam bentuk file besar dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu dibutuhkan 100 MHz bagi setiap operator untuk layanan data, suara, video pada teknologi 4G. Teknologi seperti mobile WiMAX sangat sesuai untuk itu dan bertujuan untuk menjembatani antara standar 3GPP dan 3GPP2.
b.    Mobilitas: Dengan teknologi 4G, pengguna menginginkan mobilitas, misalnya didalam mobil, kereta api, bus dan kendaraan lainnya dapat sambil menggunakan internet tanpa terputus dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan layanan jaringan WiMAX, service provider dapat menikmati fleksibilitas pasar baik layanan mobile, nomadic dan fixed dengan memberikan kecepatan broadband yang sesungguhnya dan mampu memberikan efisiensi dalam mengatur akses, spektrum radio dan resource jaringan.
c.    Roaming antar berbagi jenis jaringan: Jika kita bergerak dari suatu tempat ketempat lain sambil menikmati layanan jaringan wireless, kita menginginkan dapat melakukan handoff secara otomatis dan cepat tanpa terputus antar berbagi jenis jaringan. Misalnya jika kita bergerak ditempat yang menyediakan layanan wireless LAN, device kita akan menyesuaikan dengan layanan wireless LAN, kemudian jika kita berpindah tempat keluar dari jangkauan wireless LAN, dan terdapat layanan WiMAX, maka device kita akan secara otomatis merubah koneksi dari wireless LAN berubah ke WiMAX, demikian juga sebaliknya. Tujuan dari 4G adalah standarisasi hand-off, sehingga device dapat berinteroperability ketika berpindah dari satu jenis jaringan ke jenis jaringan lainnya. Teknologi WiMAX akan berusaha kearah tersebut dan akan diadaptasi pada operator mobile dan fixed.
d.    Konvergensi: Pengguna menginginkan dapat mengakses jaringan dari berbagai jenis platform: telepon seluler, notebook, dan PDA. WiMAX adalah sistem yang powerful yang mampu mendeliver konektivitas yang cerdas dan fleksibel untuk mendukung layanan video streaming, VoIP, email, Web browsing, e-commerce dan locationbased melalui berbagi jenis device.
e.    Efisien: Agar lebih efisien, teknologi 4G menggunakan spektrum secara efisien, sehingga dapat membawa lebih banyak data dengan biaya lebih efisien. WiMAX yang berbasis OFDM juga menggunakan spektrum secara efisien. Oleh karena itu teknologi berbasis IP diyakini akan menyediakan solusi layanan murah dan lebih cepat diserap pasar.
f.    Akses jaringan pada area yang susah dijangkau: Dengan sistem wireless, pengguna mobile dapat menikmati layanan jaringan dimanapun dan kapanpun. Service provider dapat dengan cepat meluaskan wilayah layanannya meskipun kedaerah-daerah yang susah dijangkau menggunakan kabel, misalnya melewati sungai, melewati jalan tol, melewati bangunan bertingkat, dengan menggunakan solusi wireless MAN akan lebih mudah dan murah dibandingkan dengan menggunakan kabel.
g.    Harmonisasi: Didunia ini terdapat berbagai macam jenis jaringan yang melayani pengguna yang mungkin menggunakan berbagai macam jenis teknologi. Tujuan teknologi 4G adalah membangun teknologi jaringan dengan kapasitas tinggi, kualitas tinggi, dan dapat berinteroperability antar jaringan broadband sehingga dapat membawa berbagai jenis konten yang diinginkan pengguna. WiMAX menjawab tantangan itu.
2.2    Teknologi 4G di Indonesia
Secara sederhana, dapat diartikan bahwa teknologi 1G adalah telepon analog / PSTN yang menggunakan seluler. Sementara teknologi 2G, 2.5G, dan 3G merupakan ISDN. Indonesia pada saat ini sebenarnya baru saja memasuki dan memulai tahap 3.5G atau yang biasa disebut sebagai HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) yang mampu memberikan kecepatan akses hingga 3.6 Mb/s (termasuk koneksi pita lebar (broadband connection)). Berkaitan dengan teknologi 4G, SIP adalah protokol inti dalam internet telephony yang merupakan evolusi terkini dari Voice over Internet Protocol maupun Telephony over Internet Protocol.
2.3    WiMAX, Teknologi 4G Pertama
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) merupakan teknologi 4G Pertama yang diimplementasikan di Indonesia pada bulan Juni 2010 oleh operator Firstmedia dengan merek dagang Sitra WiMAX. Teknologi 4G WiMAX terdiri atas tiga bagian generasi,

   - WiMAX 16.d, atau sering disebut WiMAX nomadic dengan mobilitas terbatas hingga kecepatan 70 Mbps.
   - WiMAX 16.e, merupakan WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 144Mbps.
   - WiMAX 16.m, WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 1Gbps.
2.4    Penemu Teknologi 4G Ternyata Orang Indonesia
Adalah Prof. Dr. Khoirul Anwar, yang menemukan dan sekaligus pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Kalau yang pernah nonton Acara Kick Andy minggu lalu, pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Khoirul Anwar tersebut.
Khoirul Anwar adalah alumni Teknik Elektro ITB dengan cumlaude di tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar master di tahun 2005 serta doktor di tahun 2008. Beliau juga penerima

IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) tahun 2006, di California.
Penemuan teknologi 4G berbasis OFDM diawalinya dengan “ide nyeleneh” mengurangi daya transmisi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data. Penurunan daya dilakukan hingga 5dB saja (100.000 = 10 pangkat 5 kali lebih kecil dari teknologi sebelumnya) dan hasilnya kecepatan transmisi meningkat.
Pada paten keduanya, Khorul Anwar kembali membuat dunia kagum, kali ini adalah menghapus sama sekali guard interval/GI, tentu saja ini malah membuat frekuensi yang berbeda akan bertabrakan, alih-alih menambah kecepatan. Namun, anak Indonesia asli asal Kediri ini mengkompensasi resiko tersebut dengan mengembangkan algoritma khusus di laboratorium, hasilnya interferensi tersebut dapat diatasi dengan unjuk kerja yang sama seperti sistem biasa dengan adanya GI.
Asisten Professor di JAIST ini masih terus mengasah kemampuannya. Meski berprestasi cemerlang di Jepang, Khorul Anwar menyimpan keinginan untuk kembali ke Indonesia jika telah menjadi salah satu tokoh terkemuka di bidang telekomunikasi.

3 WiMAX
WiMAX adalah singkatan dari World Interoperability for Microwave Access, merupakan teknologiakses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access atau disingkat BWA) yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga merupakan teknologi dengan open standar. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX di antara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband ‘last mile’ ataupun backhaul.


3.1 Elemen Perangkat WiMAX
Elemen/ perangkat WiMAX secara umum terdiri dari BS di sisi pusat dan CPE di sisi pelanggan. Namun demikian masih ada perangkat tambahan seperti antena, kabel dan asesoris lainnya.Base Station (BS)
Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar WiMAX. Komponen BS terdiri dari:
•    NPU (networking processing unit card)
•    AU (access unit card)up to 6 +1
•    PIU (power interface unit) 1+1
•    AVU (air ventilation unit)
•    PSU (power supply unit) 3+1
Antena
Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang akan dilayani.
Subscriber Station (SS)
Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.
3.2    Perbandingan Perkembangan Teknologi Wireless







3.3 Teknologi WiMAX dan Layanannya
BWA WiMAX adalah standards-based technology yang memungkinkan penyaluran akses broadband melalui penggunaan wireless sebagai komplemen wireline. WiMAX menyediakan akses last mile secara fixed, nomadic, portable dan mobile tanpa syarat LOS (NLOS) antara user dan base station. WiMAX juga merupakan sistem BWA yang memiliki kemampuan interoperabilty antar perangkat yang berbeda. WiMAX dirancang untuk dapat memberikan layanan Point to Multipoint (PMP) maupun Point to Point (PTP). Dengan kemampuan pengiriman data hingga 10 Mbps/user.Pengembangan WiMAX berada dalam range kemampuan yang cukup lebar. Fixed WiMAX pada prinsipnya dikembangkan dari sistem WiFi, sehingga keterbatasan WiFi dapat dilengkapi melalui sistem ini, terutama dalam hal coverage/jarak, kualitas dan garansi layanan (QoS). Sementara itu Mobile WiMAX dikembangkan untuk dapat mengimbangi teknologi selular seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile WiMAX terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan pengiriman data yang lebih tinggi. Oleh karena itu sistem WiMAX sangat mungkin dan mudah diselenggarakan oleh operator baru atau pun service provider skala kecil.
3.4    Operator 4G WiMAX Pertama di Indonesia


Sitra WiMAX adalah operator 4G WiMAX pertama di Indonesia yang meluncurkan layanan 4G Wireless Broadband di bulan Juni 2010. Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT. Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless Broadband pertama di Indonesia di daerah terpadat dan sekaligus memiliki hak izin BWA termahal yaitu di coverage Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten, Sumatera Utara, dan Propinsi NAD. Sebelum hadir secara komersial untuk publik, Sitra telah melayani sedikitnya 2000 pelanggan di kawasan Jakarta Barat dan Karawaci yang mendapatkan layanan ujicoba gratis sejak September 2010.
3.5    Kelebihan dan Kekurangan WiMAX
Kelebihan
-    WiMAX merupakan teknologi broadband wireless acess yang menawarkan standar open, dengan aplikasi fixed dan mobile (portable).
-    Lisensi WiMAX berbasis regional, bukan nasional seperti 3G sehingga biaya lisensi lebih murah dan akhirnya mudah diterima pasar.
-    Terminal WiMAX akan embedded di consumer goods, seperti computer notebook, smart phone dan PDA. Karena didukung oleh banyak pihak yang setingkat otorisasinya kemungkinan WiMAX lebih cepat diterima pasar.
Kekurangan
-    Karena menggunakan pita spektrum frekuensi tinggi, maka cakupan layanan WiMAX lebih kecil dibanding 3G sehingga jumlah base station yang dibutuhkan untuk mencakup luas yang sama dibutuhkan lebih banyak jumlah base station.
-    Alokasi spektrum frekuensi WiMAX memerlukan penyesuaian terhadap alokasi frekuensi eksisting di tiap negara. Ketidakseragaman alokasi frekuensi menyebabkan harga perangkat menjadi mahal.
-    Kemampuan : WiMAX untuk mobilitas akan tidak sebagus sistem seluler dan konsumsi battery akan lebih boros.

Share

Introduction to LCD Programming


LCD Backgorund

Frequently, an 8051 program must interact with the outside world using input and output devices that communicate directly with a human being. One of the most common devices attached to an 8051 is an LCD display. Some of the most common LCDs connected to the 8051 are 16x2 and 20x2 displays. This means 16 characters per line by 2 lines and 20 characters per line by 2 lines, respectively.
Fortunately, a very popular standard exists which allows us to communicate with the vast majority of LCDs regardless of their manufacturer. The standard is referred to as HD44780U, which refers to the controller chip which receives data from an external source (in this case, the 8051) and communicates directly with the LCD.
44780 BACKGROUND
The 44780 standard requires 3 control lines as well as either 4 or 8 I/O lines for the data bus. The user may select whether the LCD is to operate with a 4-bit data bus or an 8-bit data bus. If a 4-bit data bus is used the LCD will require a total of 7 data lines (3 control lines plus the 4 lines for the data bus). If an 8-bit data bus is used the LCD will require a total of 11 data lines (3 control lines plus the 8 lines for the data bus).
The three control lines are referred to as EN, RS, and RW.
The EN line is called "Enable." This control line is used to tell the LCD that you are sending it data. To send data to the LCD, your program should make sure this line is low (0) and then set the other two control lines and/or put data on the data bus. When the other lines are completely ready, bring EN high (1) and wait for the minimum amount of time required by the LCD datasheet (this varies from LCD to LCD), and end by bringing it low (0) again.
The RS line is the "Register Select" line. When RS is low (0), the data is to be treated as a command or special instruction (such as clear screen, position cursor, etc.). When RS is high (1), the data being sent is text data which sould be displayed on the screen. For example, to display the letter "T" on the screen you would set RS high.
The RW line is the "Read/Write" control line. When RW is low (0), the information on the data bus is being written to the LCD. When RW is high (1), the program is effectively querying (or reading) the LCD. Only one instruction ("Get LCD status") is a read command. All others are write commands--so RW will almost always be low.
Finally, the data bus consists of 4 or 8 lines (depending on the mode of operation selected by the user). In the case of an 8-bit data bus, the lines are referred to as DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6, and DB7.
AN EXAMPLE HARDWARE CONFIGURATION
As we've mentioned, the LCD requires either 8 or 11 I/O lines to communicate with. For the sake of this tutorial, we are going to use an 8-bit data bus--so we'll be using 11 of the 8051's I/O pins to interface with the LCD.
Let's draw a sample psuedo-schematic of how the LCD will be connected to the 8051.

As you can see, we've established a 1-to-1 relation between a pin on the 8051 and a line on the 44780 LCD. Thus as we write our assembly program to access the LCD, we are going to equate constants to the 8051 ports so that we can refer to the lines by their 44780 name as opposed to P0.1, P0.2, etc. Let's go ahead and write our initial equates:
DB0 EQU P1.0
DB1 EQU P1.1
DB2 EQU P1.2
DB3 EQU P1.3
DB4 EQU P1.4
DB5 EQU P1.5
DB6 EQU P1.6
DB7 EQU P1.7
EN EQU P3.7
RS EQU P3.6
RW EQU P3.5
DATA EQU P1
Having established the above equates, we may now refer to our I/O lines by their 44780 name. For example, to set the RW line high (1), we can execute the following insutrction:
SETB RW

HANDLING THE EN CONTROL LINE

As we mentioned above, the EN line is used to tell the LCD that you are ready for it to execute an instruction that you've prepared on the data bus and on the other control lines. Note that the EN line must be raised/lowered before/after each instruction sent to the LCD regardless of whether that instruction is read or write, text or instruction. In short, you must always manipulate EN when communicating with the LCD. EN is the LCD's way of knowing that you are talking to it. If you don't raise/lower EN, the LCD doesn't know you're talking to it on the other lines.
Thus, before we interact in any way with the LCD we will always bring the EN line low with the following instruction:
CLR EN
And once we've finished setting up our instruction with the other control lines and data bus lines, we'll always bring this line high:
SETB EN
The line must be left high for the amount of time required by the LCD as specified in its datasheet. This is normally on the order of about 250 nanoseconds, but check the datasheet. In the case of a typical 8051 running at 12 MHz, an instruction requires 1.08 microseconds to execute so the EN line can be brought low the very next instruction. However, faster microcontrollers (such as the DS89C420 which executes an instruction in 90 nanoseconds given an 11.0592 Mhz crystal) will require a number of NOPs to create a delay while EN is held high. The number of NOPs that must be inserted depends on the microcontroller you are using and the crystal you have selected.
The instruction is executed by the LCD at the moment the EN line is brought low with a final CLR EN instruction.
Programming Tip: The LCD interprets and executes our command at the instant the EN line is brought low. If you never bring EN low, your instruction will never be executed. Additionally, when you bring EN low and the LCD executes your instruction, it requires a certain amount of time to execute the command. The time it requires to execute an instruction depends on the instruction and the speed of the crystal which is attached to the 44780's oscillator input.
CHECKING THE BUSY STATUS OF THE LCD
As previously mentioned, it takes a certain amount of time for each instruction to be executed by the LCD. The delay varies depending on the frequency of the crystal attached to the oscillator input of the 44780 as well as the instruction which is being executed.
While it is possible to write code that waits for a specific amount of time to allow the LCD to execute instructions, this method of "waiting" is not very flexible. If the crystal frequency is changed, the software will need to be modified. Additionally, if the LCD itself is changed for another LCD which, although 44780 compatible, requires more time to perform its operations, the program will not work until it is properly modified.
A more robust method of programming is to use the "Get LCD Status" command to determine whether the LCD is still busy executing the last instruction received.
The "Get LCD Status" command will return to us two tidbits of information; the information that is useful to us right now is found in DB7. In summary, when we issue the "Get LCD Status" command the LCD will immediately raise DB7 if it's still busy executing a command or lower DB7 to indicate that the LCD is no longer occupied. Thus our program can query the LCD until DB7 goes low, indicating the LCD is no longer busy. At that point we are free to continue and send the next command.
Since we will use this code every time we send an instruction to the LCD, it is useful to make it a subroutine. Let's write the code:
WAIT_LCD:
CLR EN ;Start LCD command
CLR RS ;It's a command
SETB RW ;It's a read command
MOV DATA,#0FFh ;Set all pins to FF initially
SETB EN ;Clock out command to LCD
MOV A,DATA ;Read the return value
JB ACC.7,WAIT_LCD ;If bit 7 high, LCD still busy
CLR EN ;Finish the command
CLR RW ;Turn off RW for future commands
RET
Thus, our standard practice will be to send an instruction to the LCD and then call our WAIT_LCD routine to wait until the instruction is completely executed by the LCD. This will assure that our program gives the LCD the time it needs to execute instructions and also makes our program compatible with any LCD, regardless of how fast or slow it is.
Programming Tip: The above routine does the job of waiting for the LCD, but were it to be used in a real application a very definite improvement would need to be made: as written, if the LCD never becomes "not busy" the program will effectively "hang," waiting for DB7 to go low. If this never happens, the program will freeze. Of course, this should never happen and won't happen when the hardware is working properly. But in a real application it would be wise to put some kind of time limit on the delay--for example, a maximum of 256 attempts to wait for the busy signal to go low. This would guarantee that even if the LCD hardware fails, the program would not lock up.
INITIALIZING THE LCD
Before you may really use the LCD, you must initialize and configure it. This is accomplished by sending a number of initialization instructions to the LCD.
The first instruction we send must tell the LCD whether we'll be communicating with it with an 8-bit or 4-bit data bus. We also select a 5x8 dot character font. These two options are selected by sending the command 38h to the LCD as a command. As you will recall from the last section, we mentioned that the RS line must be low if we are sending a command to the LCD. Thus, to send this 38h command to the LCD we must execute the following 8051 instructions:
CLR RS
MOV DATA,#38h
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
Programming Tip: The LCD command 38h is really the sum of a number of option bits. The instruction itself is the instruction 20h ("Function set"). However, to this we add the values 10h to indicate an 8-bit data bus plus 08h to indicate that the display is a two-line display.
We've now sent the first byte of the initialization sequence. The second byte of the initialization sequence is the instruction 0Eh. Thus we must repeat the initialization code from above, but now with the instruction. Thus the the next code segment is:
CLR RS
MOV DATA,#0Eh
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
Programming Tip: The command 0Eh is really the instruction 08h plus 04h to turn the LCD on. To that an additional 02h is added in order to turn the cursor on.
The last byte we need to send is used to configure additional operational parameters of the LCD. We must send the value 06h.
CLR RS
MOV DATA,#06h
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
Programming Tip: The command 06h is really the instruction 04h plus 02h to configure the LCD such that every time we send it a character, the cursor position automatically moves to the right.
So, in all, our initialization code is as follows:
INIT_LCD:
CLR RS
MOV DATA,#38h
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
CLR RS
MOV DATA,#0Eh
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
CLR RS
MOV DATA,#06h
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
RET
Having executed this code the LCD will be fully initialized and ready for us to send display data to it.

CLEARING THE DISPLAY

When the LCD is first initialized, the screen should automatically be cleared by the 44780 controller. However, it's always a good idea to do things yourself so that you can be completely sure that the display is the way you want it. Thus, it's not a bad idea to clear the screen as the very first opreation after the LCD has been initialiezd.
An LCD command exists to accomplish this function. Not suprisingly, it is the command 01h. Since clearing the screen is a function we very likely will wish to call more than once, it's a good idea to make it a subroutine:
CLEAR_LCD:
CLR RS
MOV DATA,#01h
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
RET
How that we've written a "Clear Screen" routine, we may clear the LCD at any time by simply executing an LCALL CLEAR_LCD.
Programming Tip: Executing the "Clear Screen" instruction on the LCD also positions the cursor in the upper left-hand corner as we would expect.
WRITING TEXT TO THE LCD
Now we get to the real meat of what we're trying to do: All this effort is really so we can display text on the LCD. Really, we're pretty much done.
Once again, writing text to the LCD is something we'll almost certainly want to do over and over--so let's make it a subroutine.
WRITE_TEXT:
SETB RS
MOV DATA,A
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
RET
The WRITE_TEXT routine that we just wrote will send the character in the accumulator to the LCD which will, in turn, display it. Thus to display text on the LCD all we need to do is load the accumulator with the byte to display and make a call to this routine. Pretty easy, huh?
A "HELLO WORLD" PROGRAM
Now that we have all the component subroutines written, writing the classic "Hello World" program--which displays the text "Hello World" on the LCD is a relatively trivial matter. Consider:
LCALL INIT_LCD
LCALL CLEAR_LCD
MOV A,#'H'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'E'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'L'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'L'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'O'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#' '
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'W'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'O'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'R'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'L'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'D'
LCALL WRITE_TEXT
The above "Hello World" program should, when executed, initialize the LCD, clear the LCD screen, and display "Hello World" in the upper left-hand corner of the display.

CURSOR POSITIONING

The above "Hello World" program is simplistic in the sense that it prints its text in the upper left-hand corner of the screen. However, what if we wanted to display the word "Hello" in the upper left-hand corner but wanted to display the word "World" on the second line at the tenth character? This sounds simple--and actually, it is simple. However, it requires a little more understanding of the design of the LCD.
The 44780 contains a certain amount of memory which is assigned to the display. All the text we write to the 44780 is stored in this memory, and the 44780 subsequently reads this memory to display the text on the LCD itself. This memory can be represented with the following "memory map":

In the above memory map, the area shaded in blue is the visible display. As you can see, it measures 16 characters per line by 2 lines. The numbers in each box is the memory address that corresponds to that screen position.
Thus, the first character in the upper left-hanad corner is at address 00h. The following character position (character #2 on the first line) is address 01h, etc. This continues until we reach the 16th character of the first line which is at address 0Fh.
However, the first character of line 2, as shown in the memory map, is at address 40h. This means if we write a character to the last position of the first line and then write a second character, the second character will not appear on the second line. That is because the second character will effectively be written to address 10h--but the second line begins at address 40h.
Thus we need to send a command to the LCD that tells it to position the cursor on the second line. The "Set Cursor Position" instruction is 80h. To this we must add the address of the location where we wish to position the cursor. In our example, we said we wanted to display "World" on the second line on the tenth character position.
Referring again to the memory map, we see that the tenth character position of the second line is address 4Ah. Thus, before writing the word "World" to the LCD, we must send a "Set Cursor Position" instruction--the value of this command will be 80h (the instruction code to position the cursor) plus the address 4Ah. 80h + 4Ah = CAh. Thus sending the command CAh to the LCD will position the cursor on the second line at the tenth character position:
CLR RS
MOV DATA,#0CAh
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
The above code will position the cursor on line 2, character 10. To display "Hello" in the upper left-hand corner with the word "World" on the second line at character position 10 just requires us to insert the above code into our existing "Hello World" program. This results in the following:
LCALL INIT_LCD
LCALL CLEAR_LCD
MOV A,#'H'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'E'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'L'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'L'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'O'
LCALL WRITE_TEXT
CLR RS
MOV DATA,#0CAh
SETB EN
CLR EN
LCALL WAIT_LCD
MOV A,#'W'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'O'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'R'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'L'
LCALL WRITE_TEXT
MOV A,#'D'
LCALL WRITE_TEXT
SUMMARY
This tutorial has presented the underlying concepts of programming an LCD display. Obviously it has not addresses all issues. The 44780 LCD controller offers many other functions which are accessed using other commands, and some of the commands already presented include other options that were not discussed here. However, this tutorial should get you going in the right direction.


Share

9/10/2012

ROOT / UNROOT DI SAMSUNG GALAXY MINI GINGERBREAD 2.3.4/2.3.5 DAN GINGERBREAD 2.3.6 VIA CWM


= UNTUK GINGERBREAD 2.3.4/2.3.5

* File root ( pilih salah satu)
 
> http://www.4sha*red.com/file/846Ka0m3/dup_1.html ( hapus simbol * )

> http://www.mediafire.com/?vlgsoepj5psxmfh


* File Unroot (Pilih salah satu)

> http://www.4sha*red.com/file/yHMnQcrH/unroot.html ( hapus simbol * )

> http://www.mediafire.com/?
kzk2m4kx1kpgmtx

Instalasi :

1. Download filenya

2. Rename nama file : rename jadi update ( jika via apps file saya ) rename jadi update.zip ( jika via apps root explorer )

* JANGAN sampai namanya jadi : update.zip.zip ataupun jadi update ( via apps Root Explorer )

3. Taruh file tadi, ke /SDcard/di sini (JANGAN di dalam folder apapun )

4. matikan mini(off)

kemudian nyalakan dengan menekan
tombol Home + Power ( hingga masuk ke
recovery mode )

5. Pilih apply sdcard : update.zip

6. Reboot system now

berhasil : terdapat icon Super User pada menu/apps drawer mini Anda )

* Untuk unroot caranya sama seperti root Hanya saja file unRoot.zip yang di- rename menjadi update.zip
Share

9/06/2012

Downgrade ICS ke Ginger Bread


Cara upgrade Firmware/Stockrom/original rom LG optimus One ke Gingerbread ini sudah pernah saya tulis di forum kaskus.us. Di sini hanya mengulang saja dengan menambahkan beberapa gambar & petunjuk.
Upgrade Firmware asli ke Gingerbread pada dasarnya sama dengan flashing, di mana semua data HP akan dihapus. Backuplah dahulu data-data penting.
-Backup contact hp (harus).
Lewat menu contact >> export to sdcard. Di sdcard file ini aman, tapi buat jaga2 copy saja file hasil export tadi ke komputer. Nanti kalo mau dikembalikan tinggal diimport saja.
-Backup aplikasi (opsional)
Gunakan Titanium backup pro. Aplikasi yg dibackup yang perlu saja. Untuk aplikasi system seperti gmail, clock, fmradio, gallery, calculator, Google search, tidak perlu dibackup, karena sudah ada di stock rom.
-Backup sms (opsional).
Gunakan Go SMS pro untuk membackup sms.
-Backup data lain (lagu, gambar, video, file office, dll).
Sebenarnya data aman di sdcard, tapi buat jaga2, copy saja semua isi SDcard ke PC.
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan:
1. USB Driver LG Optimus One. USB drivernya ada di sdcard bawaan LG (dalam folder LGPCSuiteIV =>>folder USB Driver) Jika tidak ada, download driver USB LG P500 di sini
2. KDZ Updater. Download di sini.
3. Original ROM Gingerbread LG Optimus One P500 atau biasa disebut Firmware atau Stock ROM .
Saat ini ada 4 versi yang sudah beredar:
Versi 20B Rusia, download di sini.
Versi 20G Rumania, download di sini.
Versi 20C Italia, download di sini.
Versi 20E Eropa, download di sini. Versi 20D Indonesia
Ketiganya pada dasarnya sama, download salah satu saja. Saya sudah mencoba V20B Rusia dan V20E Eropa.
Supaya tidak corrupt, download dengan download manager seperti IDM atau flashget.
Langkah-langkah Upgrade/Flashing:
1. Install USB Drivernya. Install ini cukup sekali saja, jika akan melakukan downgrade atau upgrade ke versi lain, tidak perlu install lagi.
2. Hubungkan HP LG optimus one P500 dengan Komputer.
Pada HP, Klik Settings >> Applications >> Development >> ceklist USB debugging.

Langkah ini dilakukan jika Hp dalam keadaan hidup. Dalam keadaan hp dimatikanpun kita bisa memflashing dan tidak memerlukan langkah ini.
2. Extract file KDZ Updater yang telah didownload ke dalam folder.
Install file msxml.msi. Install file ini juga hanya sekali saja, jika akan melakukan flashing lagi, tidak perlu install lagi.


3. Jalankan file KDZ_FW_UPD.exe

 
 
Pada Type, Pilih: 3QCT.
Pada PhoneMode, Pilih DIAG.
Pad KDZ file, Browse di mana kita meletakkan file .kdz yang telah di download.
Klik Launch Software Update.
4. Tunggu proses upgrade berjalan. Handpone anda akan masuk sendiri ke Emergency Mode.
Biarkan sampai proses FINISHED.

 
 
Ketika sudah FINISHED, handphone akan mati sendiri.
5. Hidupkan Handphone dengan menekan tombol: Home +Volume Down +Power secara bersamaan. Tetap ditekan (jangan dilepas), sampai muncul gambar kotak dan robot ijo. Barulah setelah itu dilepas.
Banyak yang hanya menekan 3 tombol ini, kemudian dilepas, tanpa menahan sampai muncul logo robot hijau, dan menyangka Hpnya bootlop. Padahal ini cara yang salah. Baca sekali lagi petunjuk no. 5!
Selamat, sekarang HP Anda sudah bercitarasa Gingerbread.
Tampilan Gingerbread versi Rusia:










Share