AVR merupakan
seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC
(Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam
satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose,
timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan
eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode
power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System
Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram
ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI. ATMega16. ATMega16
mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem
untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.
Beberapa keistimewaan
dari AVR ATMega16 antara lain:
1. Advanced RISC
Architecture
- 130 Powerful Instructions – Most Single
Clock Cycle Execution
- 32 x
8 General Purpose Fully Static Operation
- Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz
- On-
2. Nonvolatile
Program and Data Memories
- 8K Bytes of In-System Self-Programmable
Flash
- Optional Boot Code Section with Independent
Lock Bits
- 512 Bytes EEPROM
- 512 Bytes Internal SRAM
- Programming
Lock for Software Security
3. Peripheral
Features
- Two 8-bit Timer/Counters with Separate
Prescalers and CompareMode
- Two 8-bit Timer/Counters with Separate
Prescalers and CompareModes
- One 16-bit Timer/Counter with Separate
Prescaler, Compar Mode, and Capture Mode
- Real Time Counter with Separate Oscillator
- Four PWM Channels
- 8-channel, 10-bit ADC
- Byte-oriented Two-wire Serial Interface
- Programmable Serial USART
4. Special
Microcontroller Features
- Power-on Reset and Programmable Brown-out
Detection
- Internal Calibrated RC Oscillator
- External and Internal Interrupt Sources
- Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction,
Power-save, Powerdown,
- Standby and Extended Standby
5. I/O and
Package
- 32 Programmable I/O Lines
- 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC,
and 44-pad MLF
6. Operating
Voltages
- 2.7 - 5.5V for Atmega16L
- 4.5 - 5.5V for Atmega16
Gambar
1 Pin-pin
ATMega16 kemasan 40-pin
Pin-pin pada
ATMega16 dengan kemasan 40-pin DIP (dual inline package) ditunjukkan
oleh gambar 1. Guna memaksimalkan performa, AVR menggunakan arsitektur Harvard
(dengan memori dan bus terpisah untuk program dan data).
Port sebagai
input/output digital
ATMega16
mempunyai empat buah port yang bernama PortA, PortB, PortC, dan PortD. Keempat
port tersebut merupakan jalur bidirectional dengan pilihan internal
pull-up. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn,
PORTxn, dan PINxn. Huruf ‘x’mewakili nama huruf dari port sedangkan
huruf ‘n’ mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx,
bit PORTxn terdapat pada I/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada
I/O address PINx. Bit DDxn dalam register DDRx (Data Direction Register)
menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin
output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi sebagai pin input.Bila
PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin input, maka
resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-up,
PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port
adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada
saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika
1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output
maka pin port akan berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state
(DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high
(DDxn=1,
PORTxn=1) maka harus ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up
enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi output low (DDxn=1,
PORTxn=0).
Biasanya,
kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi
tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong high driver dengan
sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah, maka bit PUD pada register
SFIOR dapat diset untuk mematikan semua pull-up dalam semua port.
Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga
menimbulkan masalah yang sama. Kita harus menggunakan kondisi tri-state (DDxn=0,
PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi
transisi.
Tabel 1 Konfigurasi pin
port
Bit 2 – PUD : Pull-up
Disable
Bila bit diset
bernilai 1 maka pull-up pada port I/O akan dimatikan walaupun register
DDxn dan PORTxn dikonfigurasikan untuk menyalakan pull-up (DDxn=0,
PORTxn=1).
Timer
Timer/counter
adalah fasilitas dari ATMega16 yang digunakan untuk perhitungan pewaktuan.
Beberapa fasilitas chanel dari timer counter antara lain: counter
channel tunggal, pengosongan data timer sesuai dengan data pembanding,
bebas -glitch, tahap yang tepat Pulse Width Modulation (PWM), pembangkit
frekuensi, event counter external..
Gambar
diagram block timer/counter 8 bit ditunjukan pada gambar 2. Untuk
penempatan pin I/O telah di jelaskan pada bagian I/O di atas. CPU dapat diakses
register I/O, termasuk dalam pin-pin I/O dan bit I/O. Device khusus
register I/O dan lokasi bit terdaftar pada deskripsi timer/counter 8 bit.
Timing
Diagram Timer/Counter
Timer/counter
didesain sinkron clock timer (clkT0) oleh karena itu ditunjukkan sebagai
sinyal enable clock pada gambar 3. Gambar ini termasuk informasi ketika flag
interrupt dalam kondisi set. Data timing digunakan sebagai dasar dari
operasi timer/counter.
Gambar 3 Timing diagram timer/counter,
tanpa prescaling
Sesuai dengan
gambar 4 timing diagram timer/counter dengan prescaling maksudnya adalah
counter akan menambahkan data counter (TCNTn) ketika terjadi pulsa clock telah
mencapai 8 kali pulsa dan sinyal clock pembagi aktif clock dan
ketika telah mencapai nilai maksimal maka nilai TCNTn akan kembali ke nol. Dan
kondisi flag timer akan aktif ketika TCNTn maksimal.
Gambar 4 Timing diagram timer/counter,
dengan prescaling
Sama halnya
timing timer diatas, timing timer/counter dengan seting OCFO timer mode ini
memasukan data ORCn sebagai data input timer. Ketika nilai ORCn sama dengan
nilaiTCNTn maka pulsa flag timer akan aktif. TCNTn akan bertambah
nilainya ketika pulsa clock telah mencapai 8 pulsa. Dan kondisi flag akan
berbalik (komplemen) kondisi ketika nilai TCNTn kembali kenilai 0 (overflow).
Gambar 5 Timing diagram timer/counter,
menyeting OCFO, dengan pescaler
(fclk_I/O/8)
Ketika nilai
ORCn sama dengan nilai TCNTn maka pulsa flag timer akan aktif. TCNTn
akan bertambah nilainya ketika pulsa clock telah mencapai 8 pulsa. Dan
kondisi flag akan berbalik (komplemen) kondisi ketika nilai TCNTn
kembali kenilai 0 (overflow).
Gambar 6 Timing
diagram timer/counter, menyeting OCFO, pengosongan data
timer sesuai dengan
data pembanding,dengan pescaler (fclk_I/O/8)
Deskripsi Register Timer/Counter 8 bit
Bit 7 – FOCO :
perbandingan kemampuan output
FOCO
hanya akan aktif ketika spesifik-spesifik bit WGM00 tanpa PWM mode. Adapun
untuk meyakinkan terhadap kesesuaian dengan device-device yang akan
digunakan, bit ini harus diset nol ketika TCCRO ditulisi saat mengoperasikan
mode PWM. Ketika menulisi logika satu ke bit FOCO, dengan segera dipaksakan
untuk disesuaikan pada unit pembangkit bentuk gelombang. Output OCO diubah
disesuaikan pda COM01: bit 0 menentukan pengaruh daya pembanding.
Bit
6,3 – WGM01:0: Waveform Generation Mode
Bit
ini mengontrol penghitungan yang teratur pada counter, sumber untuk harga
counter maksimal ( TOP )., dan tipe apa dari pembangkit bentuk gelombang yang
digunakan. Mode-mode operasi didukung oleh unit timer/counter sebagai berikut :
mode normal, pembersih timer pada mode penyesuaian dengan pembanding ( CTC ), dan
dua tipe mode Pulse Width Modulation ( PWM ).
Tabel 2 Deskripsi Bit Mode Pembangkit
Bentuk Gelombang
catatan: definisi nama-nama bit CTC0 dan PWM0
sekarang tidak digunakan lagi. Gunakan WGM 01: 0 definisi. Bagaimanapun lokasi dan
fungsional dan lokasi dari masing-masing bit sesuai dengan versi timer
sebelumnya.
Bit
5:4 – COMO1:0 Penyesuaian Pembanding Mode Output
Bit
ini mengontrol pin output compare (OCO), jika satu atau kedua bit
COM01:0 diset, output OC0 melebihi fungsional port normal I/O dan keduanya
terhubung juga. Bagaimanapun, catatan bahwa bit Direksi Data Register (DDR)
mencocokan ke pin OC0 yang mana harus diset dengan tujuan mengaktifkan. Ketika
OC0 dihubungkan ke pin, fungsi dari bit COM01:0 tergantung dari pengesetan bit
WGM01:0. Tabel di bawah menunjukkan COM fungsional ketika bit-bt WGM01:0 diset
ke normal atau mode CTC (non PWM).
Tabel 3 Mode
Output Pembanding, tanpa PWM
Tabel 4
menunjukan bit COM01:0 fungsional ketika bit WGM01:0 diset ke mode fast PWM.
Tabel 4 Mode Output
Pembanding, Mode fast PWM
Tabel 5 menunjukan bit COM01:0
fungsional ketika bit WGM01:0 diset ke mode phase correct PWM.
Tabel
5 Mode Output
Pembanding, Mode phase correct PWM
Bit
2:0 – CS02:0 : Clock Select
Tiga
bit clock select sumber clock digunakan dengan timer/counter.
Jika mode pin eksternal digunakan untuk timer counter0, perpindahan dari
pin T0 akan memberi clock counter.
Tabel 6 Deskripsi
bit clock select
Sesuai dengan
tabel diatas maka sumber clock dapat dibagi sehingga timer/counter dapat
disesuaikan dengan banyak data yang dihitung.
Register
Timer/Counter TCNT0
Gambar
8 Register timer
TCNT0
Register
timer/counter memberikan akses secara langsung, keduanya digunakan untuk
membaca dan menulis operasi, untuk penghitung unit 8-bit timer/counter. Menulis
ke blok-blok register TCNT0 (removes) disesuaikan dengan clock timer
berikutnya. Memodifikasi counter (TCNT0) ketika perhitungan berjalan, memperkenalkan
resiko kehilangan perbandingan antara TCNC0 dengan register OCR0.
Register Timer/Counter OCR0
Gambar 9.
Register timer
OCR0
Register output
pembanding berisi sebuah haraga 8 bit yang mana secara terus-menerus
dibandingkan dengan harga counter (TCNT0). Sebuah penyesuaian dapat digunakan
untuk membangkitkan
output interrupt pembanding, atau untuk membangkitkan sebuah output
bentuk gelombang pada pin OC0.
Register Timer/Counter Interrupt Mask
Bit
1-OCIE0: output timer counter menyesuaikan dengan kesesuaian interrupt yang
aktif.
Ketika
bit OCIE0 ditulis satu, dan 1-bit pada register status dalam kondisi set
(satu), membandingkan timer/counter pada interrupt yang sesuai
diaktifkan. Mencocokkan interrupt yang dijalankan kesesuaian pembanding
pada timer/counter0 terjadi, ketika bit OCF0 diset pada register penanda
timer/counter-TIFR.
Bit
0 – TOIE0: Timer/Counter 0 Overflow Interrupt Enable
Ketika
bit TOIE0 ditulis satu, dan 1-bit pada register status dalam kondisi set
(satu), timer/counter melebihi interrupt diaktifkan. Mencocokkan interrupt
dijalankan jika kelebihan pada timer/counter0 terjadi, ketika bit TOV0
diset pada register penanda timer/counter- TIFR
Register
Timer/Counter Register - TIFR
Gambar 10
Register timer TIFR
Bit 1 –
OCF0: Output Compare Flag 0
OCF0
dalam kondisi set (satu) kesesuaian pembanding terjadi antara timer/counter dan
data pada OCRO – Register 0 keluaran pembanding. OCF0 diclear oleh hardware ketika
eksekusi pencocokan penanganan vector interrupt. Dengan alternatif
mengclearkan OCF0 dengan menuliskan logika satu pada flag. Ketika I-bit pada
SREG, OCIE0 (Timer/Counter0 penyesuaian pembanding interrupt enable), dan
OCF0 diset (satu), timer/counter pembanding kesesuaian interrupt dijalankan.
Bit 0 –
TOV0: Timer/Counter Overflow Flag
Bit
TOV0 diset (satu) ketika kelebihan terjadi pada timer/counter0. TOV0 diclearkan
dengan hardware ketika penjalanan pencocokan penanganan vector
interrupt. Dengan alternatif, TOV0
diclearkan
dengan jalan memberikan logika satu pada flag. Ketika Ibit pada SREG, TOIE0
(Timer/Counter0 overflow interrupt enable), dan TOV0 diset (satu ),
timer/counter overflow interrupt dijalankan. Pada tahap mode PWM yang
tepat, bit ini di set ketika timer/counter
merubah
bagian perhitungan pada $00.
Serial pada
ATMega16
Universal
synchronous dan
asynchronous pemancar dan penerima serial adalah suatu alat komunikasi
serial sangat fleksibel. Jenis yang utama adalah :
a) Operasi full
duplex (register penerima dan pengirim serial dapat berdiri sendiri)
b) Operasi Asychronous
atau synchronous
c) Master
atau slave mendapat clock dengan operasi synchronous
d) Pembangkit baud
rate dengan resolusi tinggi
e) Dukung frames
serial dengan 5, 6, 7, 8 atau 9 Data bit dan 1 atau 2 Stop bit
f) Tahap odd atau
even parity dan parity check didukung oleh hardware
g) Pendeteksian
data overrun
h) Pendeteksi framing
error
i) Pemfilteran
gangguan (noise) meliputi pendeteksian bit false start dan pendeteksian low
pass filter digital
j) Tiga interrupt
terdiri dari TX complete, TX data register empty dan RX complete.
k) Mode
komunikasi multi-processor
l) Mode
komunikasi double speed asynchronous
Generator Clock
Logic generator clock
menghasilkan dasar clock untuk pengirim dan penerima. USART
mendukung empat mode operasi clock: Normal Asynchronous, Double Speed
Asynchronous mode Master Synchronous dan Slave Synchronous.
Bit UMSEL pada USART control dan status register C (UCSRC) memilih antara
operasi Asychronous dan Synchronous. Double speed (hanya
pada mode Asynchronou ) dikontrol oleh U2X yang mana terdapat pada
register UCSRA. Ketika mengunakan mode operasi synchronous (UMSEL = 1)
dan data direction register untuk pin XCk (DDR_XCK) mengendalikan apakah sumber
clock tersebut adalah internal (master mode) atau eksternal (slave
mode) pin-pin XCK hanya akan aktif ketika menggunakan mode Synchronous.
ambar 11 Blok diagram clock generator
logic
Keterangan
sinyal :
Txclk : clock pengirim (internal
clock)
rxclk : clock dasar penerima (internal
clock)
xcki : input dari pin XCK (sinyal internal). Digunakan untuk
operasi slave synchronous.
xcko : clock output ke pin XCK (sinyal internal). Digunakan untuk operasi
master synchronous
fosc : frekuensi pin XTAL (system clock)
Generator
Internal Clock – Pembangkit Baud rate
Generasi
internal clock digunakan untuk mode – mode operasi master asynchronous
dan synchronous. Register USART baud rate (UBRR) dan down-counter
dikoneksikan kepada fungsinya sebagai programmable prescaler atau
pembangkit baud rate. Down-counter, dijalankan pada system
clock ( fosc), dibebani dengan nilai UBRR setiap counter telah dihitung
mundur ke nol atau ketika register UBRRL ditulisi. Clock dibangkitkan setiap
counter mencapai nol. Clock ini adalah pembangkit baud rate clock output
(fosc/( UBBR+1)). Pemancar membagi baud rete generator clock output dengan 2,
8, atau
16 cara tergantung pada mode. Pembangkit output baud rate digunakan secara langsung oleh penerima clock dan
unit-unit pelindung data. Unit-unit recovery
menggunakan suatu mesin status yang
menggunakan 2, 8, atau 16 cara yang tergantung pada cara menyimpan status dari UMSEL, bit-bit U2X dan DDR_XCK.
Tabel di bawah
menunjukan penyamaan perhitungan baud rate dan
nilai UBRR tiap mode operasi mengunakan sumber pembangkit clock internal.
Tabel 7 Persamaan untuk menyeting
perhitungan register baud rate
Note : baud rate menunjukan
pengiriman rate bit tiap detik (bps)
BAUD : baud rate ( pada bit-bit per
detik,bps ) fosc frekuensi sistem clock osilator
UBRR : terdiri dari UBRRH dan UBBRL,( 0-4095 )
Eksternal
Clock
Eksternal
clock digunakan untuk operasi mode slave synchronous. Eksternal
clock masuk dari pin XCK dicontohkan oleh suatu daftar sinkronisasi
register untuk memperkecil kesempatan meta-stabilitas. Keluaran dari
sinkronisasi register kemudian harus menerobos detector tepi sebelum
digunakan oleh pengirim dan penerima. Proses ini mengenalkan dua period
delay clock CPU dan oleh karena itu maksimal frekuensi clock XCK eksternal
dibatasi oleh persamaan sebagai berikut
Fxck
< fosc/4
Keterangan: fosc tergantung
pada stabilitas sistem sumber clock.
Operasi
Synchronous Clock
Ketika
mode sinkron digunakan (UMSEL=1), pin XCK akan digunakan sama seperti clock
input (slave) atau clock output (master). Dengan ketergantungan
antara tepi clock dan data sampling atau perubahan data menjadi sama.
Prinsip dasarnya adalah data input (on RxD) dicontohkan pada clock XCK
berlawanan dari tepi data output (TxD) sehingga mengalami perubahan.
Gambar
12 Operasi
synchronous Clock
UCPOL bit UCRSC
memilih tepi yang mana clock XCK digunakan untuk data sampling dan yang mana
digunakan untuk perubahan data. Seperti yang ditunjukan pada gambar di atas,
ketika UCPOL nol data akan diubah pada tepi kenaikan XCK dan dicontohkan pada
tepi XCK saat jatuh. Jika UCPOL dalam kondisi set, data akan mengalami perubahan
pada saat tepi XCK jatuh dan data akan dicontohkan pada saat tepi XCK naik.
Inisialisasi USART
USART harus diinisialisasi sebelum komunikasi manapun dapat
berlangsung. Proses inisialisasi normalnya terdiri dari pengesetan baud rate, penyetingan frame
format dan pengaktifan pengirim atau
penerima tergantung pada pemakaian. Untuk interrupt menjalankan operasi USART,
global interrupt flag (penanda) sebaiknya dibersihkan (dan interrupt global disable) ketika inisialisasi dilakukan.
Sebelum melakukan inisialisasi ulang dengan mengubah baud rate atau frame format, untuk meyakinkan bahwa tidak ada transmisi berkelanjutan
sepanjang periode register yang diubah. Flag TXC dapat digunakan untuk mengecek bahwa
pemancar telah melengkapi semua pengiriman, dan flag RXC dapat digunakan untuk
mengecek bahwa tidak ada data yang tidak terbaca pada buffer penerima. Tercatat
bahwa flag TXC harus dibersihkan sebelum tiap transmisi (sebelum UDR ditulisi)
jika itu semua digunakan untuk tujuan tersebut.
Share
No comments:
Post a Comment