Wireless LAN
merupakan salah satu aplikasi pengembangan wireless untuk komunikasi data.
Sesuai dengan namanya wireless yang artinya tanpa kabel, WLAN ( Wireless Local
Area Network ) adalah jaringan lokal ( dalam satu gedung, ruang, kantor,
dsb.--bukan antar kota ) yang tidak menggunakan kabel.
Penggunaan WLAN tidak
mengurangi keuntungan yang kita peroleh dari aplikasi yang lebih tradisional
(LAN dng kabel). Hanya saja pada WLAN ini
cara kita melihat LAN diredefinisi. Konektivitas tidak lagi mempengaruhi
pemasangan. "Local Area" tidak lagi diukur dalam satuan kaki atau
meter, tetapi mil atau kilometer. Infrastruktur tidak lagi harus ditanam di
bawah tanah atau tersembunyi di balik dinding. Infrastrukturnya kini bisa
berpindah dan berubah sesuai kecepatan pertumbuhan organisasi/perusahaan.
Kehadiran teknologi
wireless di tengah perkembangan teknologi telekomunikasi, mendapat perhatian
besar dari para operator di dunia. Pada mulanya teknologi ini hanya bersifat
elementer disamping jaringan tembaga, tetapi karakteristik wireless yang
fleksibel menjadikannya sebagai salah satu teknologi utama yang diaplikasikan
dalam jaringan telekomunikasi. Kondisi ini menciptakan peluang besar bagi para
vendor dan supplier untuk membangun industri wireless secara besar-besaran.
Sehingga tidak jarang aplikasi baru teknologi wireless muncul dari hasil kerja
keras para vendor.
Salah satu aplikasi
wireless yang sedang dikembangkan saat ini adalah wireless data. Kemampuan
wireless data mengirimkan data melalui frekuensi radio sebagaimana aplikasi
paging, membuat wireless data disebut juga 2-way paging. Tetapi pada aplikasi
wireless data, penerima juga dapat mengirim data atau respon kepada pengirim.
Sedangkan kemampuan wireless data mengirim dan menerima pesan dalam keadaan
berjalan dan melakukan roaming, membuatnya disebut juga mobile data.
Berdasarkan kemampuan
roaming wireless data dibagi menjadi:
a Wireless LAN. Wireless LAN sama seperti ethernet tanpa
kabel dimana user berhubungan dengan server melalui modem radio. Salah satu
bentuk modem radio yaitu PC Card yang digunakan untuk laptop. Kecepatan
komunikasi wireless LAN mencapai 3 Mbps.
b Wireless WAN. Wireless WAN
lebih bersifat global, karena itu dibutuhkan penambahan carrier radio bagi
roaming nation-wide. Untuk memperoleh aplikasi Wireless WAN, user dapat menjadi
pelanggan operator wireless data dan membayar biaya roaming.
Wireless LAN Vs Wired
LAN
LAN memungkinkan
terjadinya pertukaran informasi dan data melalui komputer, dengan menyediakan
koneksi yang cepat dan handal.
Seperti LAN berkabel,
WLAN juga menggunakan media transmisi. Namun sebagai pengganti kabel (biasanya
UTP/STP, Unshielded/Shielded Twisted Pair) atau serat optik,
Pada WLAN media transmisi yang digunakan
antara lain:
1. Cahaya inframerah
( IR, infrared )
2. Frekuensi radio (
RF, radio frequency )
Dibandingkan IR, RF lebih populer untuk
koneksi jarak jauh, bandwidth yang lebih tinggi, dan cakupan yang lebih luas.
Sebagian besar WLAN saat ini menggunakan pita frekuensi 2,4 gigahertz (GHz),
satu-satunya bagian dari spektrum RF yang disisakan di seluruh dunia untuk
perangkat yang belum dilisensi. Kebebasan dan fleksibilitas jaringan tanpa
kabel bisa diterapkan di dalam gedung dan antargedung.
Keuntungan-keuntungan
yang dimiliki Wireless LAN dibandingkan dengan Wired LAN adalah:
1. Faktor Jarak. Pada Wired LAN jarak
menjadi kendala karena kita menggunakan media yang sensitive terhadap jarak.
Sehingga pengaplikasian Wired LAN hanya pada cakupan area yang terbatas (
satuan kaki/meter). Sedangkan pada
Wireless LAN cakupan area bisa lebih luas (satuan mill/kilometer), berdasarkan
lebar bandwidthnya.
2. Faktor biaya. Pada Wired LAN pengkabelan
membutuhkan lebih dari 40 % dari total biaya yang dibutuhkan. Problem akan
timbul apabila jaringan akan direkonfigurasi.
Biaya pengkabelan dan biaya yang dibutuhkan untuk memindahkannya hampir
sama dengan biaya instalasi sebuah LAN baru.
3. Faktor cepat transfer data. Pada Wired
LAN kecepatan transfer data dipengaruhi oleh jarak dan panjang dari kabel dan
jenis kabel. Sedangkan pada Wireless LAN tidak dipengaruhi oleh kabel tapi
dipengaruhi oleh frekuensinya.
4. Faktor keamanan. Level daya yang
digunakan pada sistem wireless LAN tidak berbahaya bagi manusia dan tidak
menimbulkan interferensi terhadap perangkat atau sistem lain, karena memiliki
level daya kurang dari 200mW.
Metode Akses
Telah dibahas
sebelumnya bahwa RF lebih populer untuk koneksi jarak jauh, bandwidth yang
lebih tinggi, dan cakupan yang lebih luas. Teknologi RF sendiri terbagi lagi
dalam beberapa teknik akses, salah satu diantaranya yaitu teknik Multiple Akses
( MA ) yang paling sering digunakan para vendor sebagai teknik akses produk
wireless mereka. Seperti teknik multiple akses FDMA, TDMA dan CDMA.
Sedangkan berdasarkan
cara penaksesannya protokol multiple akses terbagi atas:
I. Protokol
Contentionless
Protokol ini
menjadwalkan waktu transmisi setiap user untuk menghindari terjadinya tubrukan
paket data apabila beberapa user mengakses suatu kanal pada saat yang sama.
Penjadwalan dilakukan dengan cara :
Fixed assignment
scheduling.
Protokol ini memberi
keleluasaan pada user untuk mengakses jaringan kapan saja dengan mengalokasikan
suatu bagian yang fixed kepada setiap user. Bagian yang fixed tersebut dapat
berupa time slot ( TDMA ) atau frekuensi (FDMA). Kelemahan tipe ini terletak
pada in-effisiensi jaringan, karena time slot atau frekuensi yang telah
dialokasikan untuk user tertentu, tidak dapat digunakan oleh user lain,
walaupun time slot/frekuensi tersebut tidak digunakan.
Demand scheduling
Protokol ini
menghindari terjadinya in-effisiensi jaringan dengan mengalokasikan jaringan
kepada setiap user yang memiliki paket data yang hendak dikirimkan. Demand
scheduling terbagi atas token-passing yang menggunakan topologi ring atau bus
dan roll-call poling yang menggunakan topologi star. Topologi ring menyatakan
physical addressing data dari satu node ke node yang lain secara implisit. Pada
topologi ini terdapat paket data (token) yang mengitari jaringan dan berpindah
dari satu node ke node lain secara bergilir. Node yang menerima token dapat
mengirimkan datanya. Pada prinsipnya topologi ini tidak sesuai untuk aplikasi
wireless LAN, karena node pada wireless LAN tidak bersifat fixed. Topologi bus
lebih bersifat demokratis, karena setiap node dapat mengirim data kapan saja
tanpa harus menunggu gilirannya. Topologi star terdiri dari node utama yang
disebut master dan node-node kecil yang disebut slave. Node master akan
mengaktifkan node slave secara bergantian, sementara node slave hanya dapat
mengirim dan menerima data melalui node master, bila statusnya aktif. Biasanya
digunakan untuk jaringan yang menggunakan main frame.
II. Protokol
Contention
Protokol ini tidak
melakukan penjadwalan pada transmisi paket, sehingga setiap user diberi
kebebasan untuk mengirim paket kapan saja. Untuk menghindari terjadinya
tabrakan antar paket data, dilakukan dengan cara :
Repeated Random
Access Protocol
Keunikan protokol ini
terletak pada adanya paket acknowledgement dari penerima ke pengirim untuk
menginformasikan bahwa paket telah diterima. Jika pengirim tidak menerima paket
acknowledgement dari penerima, maka pengirim akan mengirim kembali paket
datanya. Protokol dilakukan dengan metoda ALOHA, slotted ALOHA, CSMA(Carrier
Sense Multiple Access) atau ISMA (Inhibit Sense Multiple Access). Metoda CSMA
merupakan topologi yang sesuai untuk aplikasi wireless LAN, karena pada metoda
ini jaringan tidak perlu mengetahui jumlah node yang aktif, sehingga tidak diperlukan
rekonfigurasi protokol apabila terjadi perubahan pada node. Node mengirim data
setelah terlebih dahulu mendengar apakah ada node lain yang sedang mengirim
data. Jika ada, maka node tersebut menunggu sampai node lain selesai
mengirimkan datanya. Apabila terjadi tubrukan data yang merusak paket, seluruh
node akan mengetahui hal tersebut dan pengiriman data akan diulang kembali.
Metoda ini dikenal juga dengan sebutan carrier sense multiple access dengan
collision detection (CSMA/CD).
Random access with
reservation
Pada protokol ini,
setiap user dapat melakukan transmisi data setiap saat. Untuk user yang
berhasil mengirim paket data ke penerima, akan memperoleh alokasi kanal yang
disebut reservasi, untuk pengiriman paket data selanjutnya. Apabila user
tersebut telah selesai mengirim paket datanya, maka user akan menghentikan
reservasinya agar kanal dapat digunakan user lain. Metoda yang digunakan yaitu
reservation ALOHA dan PRMA (Packet Reservation Multiple Access).
III. Protokol CDMA
Protokol CDMA berada
di antara protokol contentionless dan contention. Protokol CDMA meruapkan salah
satu teknik multiple akses yang tidak membedakan transmisi berdasarkan
frekuensi atau time slot, tetapi berdasarkan kode. Kode ini digunakan untuk
mentransformasi sinyal user ke dalam sinyal spread-spektrum. Beberapa sinyal
spread-spektrum akan tiba di penerima, dan penerima menggunakan kode yang sama
untuk mentransformasi kembali sinyal spread-spektrum ke dalam bentuk aslinya.
Dengan cara ini, hanya sinyal yang diinginkan yang dapat ditransformasikan,
sedangkan sinyal spread-spektrum lain yang juga tiba secara bersama, akan tetap
dalam bentuk sinyal spread-spektrum dan diperlakukan sebagai noise yang dapat
diabaikan.
Apabila interferensi
tidak terlalu besar atau signal-to-noise ratio (S/N) cukup besar untuk
mengekstrak sinyal informasi tanpa error, maka protokol CDMA dapat digolongkan
ke dalam protokol contentionless. Tetapi apabila jumlah interferensi besar
akibat banyaknya user yang melakukan transmisi data pada waktu yang sama, maka
tubrukan data akan terjadi. Kasus ini menyebabkan protokol CDMA juga
digolongkan dalam protokol contention.
Metoda spread
spektrum yang digunakan pada CDMA yaitu direct sequence CDMA (DS-CDMA),
frequency hopping CDMA (FH-CDMA), time hopping CDMA (TH-CDMA) dan hybrid CDMA.
Pada protokol DS-CDMA, sinyal user dimodulasi dan di-multiplie dengan deretan
kode biner, kemudian ditansformasi ke dalam sinyal wideband dengan bandwidth
yang jauh lebih lebar dari bandwidth sinyal asli. Selanjutnya sinyal wideband
dikirim ke penerima, dan selama perjalanan sinyal mengalami berbagai
interferensi dari user lain. Penerima akan menerima sinyal wideband bersama
dengan semua interferensinya. Penerima akan melakukan korelasi terhadap sinyal
yang diterima dengan menggunakan kode sinyal asli, untuk memperoleh sinyal yang
diinginkan.
Pada protokol
FH-CDMA, kanal wideband dibagi ke dalam band frekuensi yang sama dengan
bandwidth sinyal asli user. Selama transmisi frekuensi pembawa sinyal akan
berubah secara periodik. Pola perubahan frekuensi sesuai dengan kode yang
diberikan kepada user. Demodulator di penerima akan melakukan demodulasi sinyal
untuk memperoleh sinyal asli dengan mengikuti pola perubahan frekuensi.
Berbeda dengan metoda
CDMA lainnya, transmisi pada TH-CDMA tidak dilakukan secara kontinyu, tetapi
ditransmisikan secara burst dengan interval yang pendek. Waktu pengiriman
setiap burst berdasar pada kode yang diberikan kepada user. TH-CDMA menggunakan
bandwidth yang lebih besar saat transmisi data karena sinyal dikompresi
terhadap waktu. Jika dibandingkan dengan FH-CDMA, protokol TH-CDMA menggunakan
seluruh spektrum wideband untuk perioda waktu yang pendek, sedangkan FH-CDMA
menggunakan sebagian spektrum wideband sepanjang waktu transmisi.
Hybrid CDMA menggunakan
metoda gabungan dari DS-CDMA, FH-CDMA dan TH-CDMA untuk memperoleh sinyal
wideband. Penggabungan ini dimaksudkan untuk mendapatkan seluruh kelebihan yang
dimiliki setiap metoda. Pada protokol CDMA, probabilitas beberapa user mengirim
data pada saat yang sama sehingga menyebabkan error pada data, sangat kecil
dibanding protokol multiple akses yang lain. Dengan metoda spread spektrum dan
pemberian kode yang unik bagi setiap user, menjamin sinyal data tiba di
penerima dan dapat dikorelasikan dengan benar untuk memperoleh sinyal asli yang
tanpa error. Dengan protokol CDMA, node dapat bersifat mobile atau
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam area coverage
wireless LAN yang sama. Melalui kelebihan-kelebihannya, protokol CDMA merupakan
protokol multiple akses yang paling sesuai untuk aplikasi wireless LAN.
Beberapa faktor
penting yang harus diperhatikan dalam implementasi aplikasi wireless LAN antara
lain
q Frekuensi
Tidak banyak
frekuensi kosong yang dapat digunakan untuk frekuensi radio wireless LAN. Oleh
karena itu beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi wireless LAN
yaitu menjaga jarak antar sistem atau membatasi area cakupan suatu sistem
wireless data, serta memperkecil daya pancar yang digunakan.
Metoda spread spektrum
CDMA dikenal dengan konsep universal frekuensi yang memungkinkan penggunaan
frekuensi yang sama pada beberapa sel yang berdekatan, karena setiap sinyal
informasi dibedakan melalui kode-kode tertentu. Konsep ini menghilangkan
masalah alokasi frekuensi yang sering ditemui dalam aplikasi sistem wireless
pada umumnya. Bahkan dengan konsep ini, kapasitas sistem atau jumlah transmisi
yang dapat dilakukan secara simultan pada metoda CDMA lebih besar dibanding
kapasitas yang ditawarkan pada metoda akses lainnya.
q Interferensi
Jika beberapa
wireless LAN digunakan dalam satu gedung maka interferensi merupakan hal
penting yang perlu dicegah. Biasanya hal ini terjadi pada gedung bertingkat
yang terdiri dari beberapa kantor atau perusahaan yang masing-masing memiliki
sistem wireless data sendiri. Untuk itu sistem wireless data perlu didesain
agar dapat menggunakan spektrum frekuensi secara bersama. Tentunya hal ini
membutuhkan perencanaan frekuensi yang cukup rumit.
Metoda spread
spektrum CDMA mengantisipasi masalah interferensi dengan menerapkan beberapa
cara :
· Penggunaan power control untuk mengantisipasi
path loss atau interferensi near-end. Interferensi ini terjadi akibat adanya
perbedaan jarak antara user dengan cell station. Dimana sinyal dari user yang
dekat ke cell station lebih kuat sehingga menutupi sinyal dari user yang berada
jauh dari cell station. Dengan power control, semua sinyal dari user diterima
cell station dengan daya yang rata-rata sama.
· Penggunaan teknik multi diversitas untuk mengantisipasi
Interferensi Antar Simbol atau dikenal dengan multipath propagation, dimana
sinyal tiba di penerima dalam waktu dan lintasan yang berbeda akibat banyaknya
pantulan dalam ruangan. Sinyal-sinyal ini dapat saling menguatkan atau bahkan
saling melemahkan, tergantung pada fasa dari sinyal yang dipantulkan tersebut.
q Keamanan atau security.
Security wired LAN
akan hilang pada saat kabel jaringan dipotong atau ditap. Sedangkan pada
wireless LAN, security akan hilang apabila data dikirimkan tanpa metoda
perlindungan. Pencegahan penurunan performasi pada wireless data dapat
dilakukan dengan menggunakan metoda enkripsi atau dengan metoda transmisi
spread spektrum. Security juga dapat dilakukan dengan menggunakan identifikasi
dan validasi terminal yang akan mengakses sistem wireless LAN. Tanpa
pengontrolan security, akses-akses seperti jamming paket, airborne viruses,
tapping dll dapat terjadi, dan tidak dapat terdeteksi oleh layer bawah dari OSI
(physical dan data link). Pengontrolan hanya dapat dilakukan oleh layer
transport dan layer atas lainnya.
Dalam komunikasi
radio, security merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu setiap sistem
wireless menggunakan metoda security yang dianggap paling akurat. Salah satu
metoda security untuk wireless LAN yaitu metoda enkripsi terdapat dalam
standard Eropa tentang DECT (Digital European Cordless Telecommunication).
Sedangkan teknologi CDMA menggunakan teknik spread spektrum untuk memberikan
sekurity yang tinggi dalam pengiriman informasi melalui frekuensi radio, karena
pada teknik ini digunakan metode penebaran spektrum dengan proses enkripsi dan
pengkodean yang unik sehingga sangat sulit bagi orang yang tidak berkepentingan
untuk melakukan penyadapan terhadap sinyal informasi tersebut. Kode-kode ini
hanya dapat dimengerti oleh penerima yang memiliki kunci untuk mengkodekan
kembali paket data yang diterimanya.
Tapi sebagai bagian
dari teknologi Wireless LAN harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:
1. Reability, artinya
wireless LAN harus dapat menawarkan komunikasi yang handal sebagaimana wired
LAN.
2. Transparant,
artinya selain sebagai elementer wired LAN, wireless LAN sebaiknya bersifat
transparan sehingga dapat digunakan secara bersama dengan wired LAN misalnya
sebagai ekspansi sistem wired LAN eksisting
3. Mobillity, dalam
arti ini WLAN harus memiliki kemampuan
sebagai Full Mobillity, yaitu kemampuan mengirim dan menerima informasi dalam
keadaan bergerak di dalam area cakupan wireless LAN. Dan kemampuan Non
Mobillity yaitu kemampuan memiliki hubungan ke jaringan dengan menempatkan
terminal di dalam area wireless LAN dan selama hubungan, terminal dalam posisi
diam.
4. Fleksibilitas,
yaitu mampu mengatur penambahan atau pengurangan terminal dapat diminimisasi.
Dengan kemampuannya
yang lebih dibandingkan dengan Wired LAN, maka diharapkan dimasa yang akan
datang pengaplikasiannya banyak dipakai oleh desainer LAN untuk memenuhi
kebutuhan user dengan solusi yang optimal.
Share
No comments:
Post a Comment